Kebijakan penghapusan Ujian Nasional (UN) di Indonesia menandai perubahan besar dalam sistem evaluasi pendidikan. Selama bertahun-tahun, UN menjadi tolok ukur penentuan kelulusan sekaligus standar kompetensi siswa secara nasional. Namun, mulai tahun 2021, pemerintah secara resmi menghapuskan UN dan menggantinya dengan asesmen nasional yang menilai literasi, numerasi, serta karakter siswa. neymar88.link Langkah ini menimbulkan beragam reaksi, baik dari kalangan pendidik, orang tua, maupun siswa sendiri. Artikel ini mengulas bagaimana penghapusan UN berdampak terhadap kondisi psikologis dan akademis siswa di Indonesia.
Latar Belakang Penghapusan Ujian Nasional
Ujian Nasional pertama kali diperkenalkan sebagai upaya standarisasi kualitas pendidikan di seluruh Indonesia. Namun, selama pelaksanaannya, UN kerap menuai kritik karena dianggap menimbulkan tekanan berlebih pada siswa. Selain itu, penilaian yang hanya berfokus pada aspek kognitif membuat kemampuan non-akademis sering terabaikan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) kemudian mengambil kebijakan untuk menghapus UN. Fokus evaluasi digeser ke asesmen nasional yang lebih menitikberatkan pada pemetaan mutu pendidikan secara menyeluruh tanpa menjadi penentu kelulusan siswa.
Dampak Psikologis: Berkurangnya Tekanan Mental
Salah satu dampak paling terasa dari penghapusan UN adalah penurunan tingkat stres pada siswa. Selama bertahun-tahun, UN sering menjadi sumber kecemasan, terutama bagi siswa kelas akhir yang harus menghadapi ujian selama beberapa hari penuh tekanan.
Beberapa efek psikologis positif yang diamati antara lain:
-
Mengurangi beban mental siswa, terutama bagi mereka yang mengalami kesulitan dalam sistem pembelajaran standar.
-
Meningkatkan rasa percaya diri, karena siswa tidak lagi merasa nasib kelulusan mereka ditentukan oleh ujian tunggal.
-
Mendukung iklim belajar yang lebih sehat, di mana siswa dapat belajar dengan lebih santai tanpa tekanan berlebihan untuk menghadapi ujian akhir yang menentukan.
Namun, dalam beberapa kasus, penghapusan UN juga menimbulkan tantangan baru, seperti ketidakpastian bagi siswa yang ingin mengukur kemampuan akademis mereka secara nasional.
Dampak Akademis: Perubahan Pola Belajar
Perubahan sistem evaluasi membawa pergeseran pola belajar di kalangan siswa Indonesia. Sebelum penghapusan UN, sebagian besar siswa dan guru berfokus pada pembelajaran yang berorientasi pada latihan soal dan hafalan materi yang keluar di ujian nasional.
Setelah penghapusan UN, beberapa perubahan akademis yang muncul meliputi:
-
Perubahan orientasi belajar dari hafalan menuju pemahaman konsep.
-
Lebih banyak ruang untuk kreativitas karena siswa tidak perlu terus-menerus mengerjakan latihan soal prediksi UN.
-
Meningkatnya fokus pada literasi dan numerasi, sesuai dengan asesmen nasional yang mengukur kemampuan memahami bacaan serta kemampuan berpikir logis.
Meski begitu, tantangan tetap ada. Beberapa guru masih beradaptasi dengan kurikulum baru, sementara tidak sedikit sekolah yang belum memiliki fasilitas mendukung pelaksanaan asesmen nasional secara optimal.
Ketimpangan Akses Pendidikan Masih Menjadi Tantangan
Efek penghapusan UN tidak selalu seragam di seluruh wilayah Indonesia. Di daerah perkotaan dengan fasilitas pendidikan memadai, sistem asesmen nasional cenderung lebih mudah diterapkan. Sebaliknya, di daerah tertinggal, kesenjangan akses internet, sumber belajar, dan kompetensi guru membuat implementasi pengganti UN menjadi tidak merata.
Hal ini memunculkan risiko:
-
Meningkatnya kesenjangan kualitas pendidikan antar daerah.
-
Minimnya tolok ukur nasional untuk daerah terpencil, yang sebelumnya terbantu dengan adanya UN sebagai standar minimum kompetensi siswa.
Pandangan Guru dan Orang Tua tentang Penghapusan UN
Reaksi dari kalangan guru dan orang tua cukup beragam. Sebagian guru merasa terbebas dari tekanan menyiapkan siswa hanya untuk lulus UN, sehingga mereka dapat lebih kreatif dalam proses belajar mengajar. Sebaliknya, ada juga guru yang mengeluhkan belum adanya standar yang jelas untuk menggantikan fungsi UN secara menyeluruh.
Orang tua, di sisi lain, menyambut baik penghapusan UN karena mengurangi tekanan psikologis anak. Namun, sebagian juga merasa khawatir tentang bagaimana perguruan tinggi akan melakukan seleksi siswa jika tidak ada standar ujian nasional yang baku.
Kesimpulan
Penghapusan Ujian Nasional membawa dampak signifikan terhadap kondisi psikologis dan akademis siswa Indonesia. Di satu sisi, kebijakan ini berhasil mengurangi tekanan mental siswa dan mendorong pembelajaran yang lebih menyenangkan dan bermakna. Di sisi lain, tantangan dalam pemerataan kualitas pendidikan dan kejelasan sistem evaluasi pengganti masih perlu diatasi. Transformasi sistem pendidikan menuju evaluasi yang lebih holistik menjadi langkah penting yang memerlukan adaptasi dari semua pihak, baik guru, sekolah, orang tua, maupun siswa itu sendiri.